Minggu, 11 November 2012

KERAJAAN BANTEN

a. Letak Geografis

Secara geografis Banten terletak di Jawa Barat bagian utara (sekarang Provinsi Banten). Kerajaan Banten terletak di wilayah Banten, di ujung barat Pulau Jawa.

b. Kehidupan Politik

Daerah Banten berhasil dikuasai dan diislamkan oleh Fatahilah (PanglimaPerang Demak). Di samping menguasai Banten, Fatahilah juga berhasil merebut Cirebon dan Sunda Kelapa yang kemudian namanya diubahmenjadi Jayakarta (1527). Setelah Fatahilah menetap di Cirebon, Bantendiserahkan kepada putranya yang bernama Maulana Hasanuddin.

Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Demak, namun setelahdi Demak terjadi kegoncangan politik akibat perebutan kekuasaan, Bantenakhirnya melepaskan diri. Maulana Hasanudin sebagai peletak dasar danmenjadi Raja Banten yang pertama (1552–1570). Daerah kekuasannyameluas sampai dengan Lampung dan berhasil mengusai perdagangan lada.          Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal dan digantikan olehputranya, yakni Panembahan Yusuf (1570–1580). Ia berhasil menundukkanKerajaan Pajajaran.
Raja yang terbesar Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1682).Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan Banten. PolitikSultan Ageng terhadap VOC sangat keras, namun tidak disetujui olehputranya Sultan Haji (Abdulnasar Abdulkahar) sehingga terjadi perselisihan.Sultan Haji minta bantuan VOC sehingga Kerajaan Banten yang jaya danbesar di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa kemudian menjadi bonekaKompeni dengan rajanya, Sultan Haji.

    c. Kehidupan Ekonomi
     Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembangmenjadi bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam.Adapun faktor-faktornya, antara lain sebagai berikut.
     1)    Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan.
     2)   Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis sehingga para pedagang Islamtidak lagi singgah di Malaka, namun langsung menuju Banten.
     3)   Banten mempunyai bahan ekspor penting, yakni lada.

    Banten yang maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab,Gujarat, Persia, Turki, Cina, dan sebagainya. Di kota dagang Banten segeraterbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, sepertiorang-orang Arab mendirikan Kampung Pekojan, orang Cina mendirikanKampung Pecinan, orang-orang Indonesia dari suku-suku lainnya mendirikanKampung Banda, Kampung Jawa, dan sebagainya.
    
     d.  Kehidupan Sosial Budaya
      Sejak Banten diislamkan oleh Fatahilah (Faletehan) pada tahun 1527maka kehidupan sosial masyarakat Banten secara berangsur-angsur mulaiberlandaskan ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkanPajajaran, pengaruh Islam makin kuat di daerah pedalaman. Pendukungsetia Kerajaan Pajajaran kemudian menyingkir ke pedalaman, yakni kedaerah Banten Selatan. Mereka kemudian di kenal sebagai suku Badui.Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundanyang pertama . Mereka mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolakpengaruh Islam.
Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasameningkat pesat sebab sultan mempehatikan kehidupan dan kesejahteranrakyatnya. Namun, setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, kehidupansosialnya merosot tajam sebab adanya campur tangan Belanda dalamberbagai kehidupan.
Kehidupan seni budaya Islam dapat ditemukan pada bangunan MasjidAgung Banten (tumpang lima) dan bangunan gapura-gapura di KaibonBanten. Di samping itu, bangunan istana yang dibangun oleh Jan LukasCardeel, orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah menganut agamaIslam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.



0 komentar:

Posting Komentar